Sabtu, 09 Januari 2010

Belajar Dari Kehidupan

Experience is the best teacher. Kata-kata bijak ini merupakan salah satu kalimat favorit jaman kuliah yang memprovokasi hidup saya. Ketika menghadapi dunia nyata yang bernama lapangan kerja kemudian meningkat masuk ke rumah tangga yang dihadapi bersama pasangan dan anak-anak, lalu ada komunitas binaan baik yang dibina langsung maupun tidak, ternyata kalimat favorit tersebut mulai bergeser. Tidak cukup sekedar experience is the best teacher, but each of the visit is the best teacher, yaitu kehidupan.

Kenapa saya katakan each of the visit is the best teacher? Beberapa pengalaman saya datang ke komunitas binaan kami, ada saja kasus anak-anak dan orang tua yang dihadapi. Mulai wujudnya menyenangkan hati dan pikiran sampai menyempitkan hati dan pikiran. Mulai ada yang solusinya cepat sampai ada yang bertele-tele...

Awal menghadapi masalah seperti ini ketika tahun 2006, saya merasa tidak berdaya. Latar belakang saya dari dunia kerja profesional membuat saya hampir give up. Apalagi selama bekerja di dunia profesional, sebagai General Manager suatu perusahaan, terbiasa mendidik saya bersikap profesional dan meminize konflik di pekerjaan. Saya merasa tidak sanggup dan tidak mampu berhadapan dengan setiap hari pro kontra antara mereka. Ditambah lagi bila ada komplain pada kami, wah... saya merasa berada di neraka dunia, namun neraka dunia yang saya ciptakan sendiri, hehehe...

Loh kok neraka dunia yang diciptakan sendiri? Yup. Bayangkan bila Anda mengorbankan banyak hal, mulai dari tenaga, waktu, pikiran, uang, dll... namun pengorbanan tersebut malah sarat konflik yang menguras lahir batin Anda, tapi Anda rela berkorban banyak hal untuk itu. Kalau bukan neraka dunia, kira-kira apa kata yang pas, hayo?

Badai pasti berlalu, musim pun berganti. Perjalanan give up tiap hari Alhamdulillah telah berlalu lama. Namun bukan berarti saat ini nol konflik. Hampir setiap hari masalah berupa keluh kesah, salah persepsi dll dari mereka. Namun tanpa sadar semua itu telah menumbuhkan jiwa saya. Banyak pembelajaran kehidupan yang dipetik dari mereka yang awalnya saya sangka neraka dunia saya ciptakan ternyata telah menjadi bagian guru kehidupan yang menumbuhkan jiwa.

Terimakasih untuk semua guru kehidupanku, karena kalian aku tumbuh... salam dari jiwa :)

"Grow up our inner soul" suara Tuhan ada di situ... :)"

Bekasi, 07 Januari 2010
Ermalen Dewita
Lentera Jiwa Institute

Tidak ada komentar:

Posting Komentar